Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) telah menyelenggarakan workshop secara maraton hingga tujuh hari. Pelatihan ini diberikan untuk masyarakat Kadiwono, Kecamatan Bulu, Rembang dan sejumlah desa serta sekolahan di Rembang. Workshop ini juga dihadiri oleh masyarakat umum untuk menambah wawasan dan juga sebagai ide berbisnis. PKM di Desa Kadiwono ini telah berlangsung di Kadiwono pada 2019 lalu. Dengan mengusung tema pengembangan desa wisata. Tahun ini mengusung tema penguatan desa sejahtera mandiri berbasis pariwisata dan bumdes. Tujuannya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi saat pandemi Covid-19.
Selasa, 3 Agustus 2021 dilaksanakan pelatihan virtual pembuatan pakan ternak fermentasi hijauan yang diikuti oleh warga Desa Kadiwono, kelompok tani, dan juga perwakilan sekolah SMA sederajat se Kabupaten Rembang. Workshop ini dipandu oleh Letkol Czi Agus Prastowo Tiswoko, S.T., M.Si. (Han) dan pemateri ialah Hamza Nata Siswara, S.Pt., M.Sc. seorang akademisi bidang perternakan yang berasal dari Bojonegoro. Ia memaparkan cara-cara membuat pakan ternak fermentasi atau Silase. Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan dan disimpan dalam kantong plastik kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4(pH 4).
Pada umumnya Silase berbahan baku rumput, tebon batang jagung dan pucuk daun tebu. Ketika musim penghujan tiba, di berbagai daerah mengalami surplus pakan ternak. Musim kemarau yang panjang akan berdampak signifikan terhadap ketersediaan pakan ternak hijauan. Jika pasokan pakan berkurang, bahkan sangat sulit didapat, maka hal itu bisa mengancam keberlangsungan perternakan rakyat ataupun peternakan industri. Selain itu, suhu lingkungan yang cukup tinggi juga berdampak langsung terhadap sistem metabolisme dan termogulasi pada tubuh ternak. Dengan cara mengawetkan, diharapkan dapat digunakan untuk persediaan pakan ternak selama musim kemarau. Selain itu dapat memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi terbaik seperti protein yang tinggi.
Pemateri menekankan bahwa fermentasi bertujuan untuk mengawetkan, karena di pakan hijauan terdapat bakteri asam laktat berbentuk plantarum yang akan membantu proses fermentasi. Peralatan yang digunakan meliputi drum plastik kedap udara, atau karung yang dilapisi plastik kedap udara, timbangan, plastik lebar dan tebal guna menutup drum, karet ban untuk menali tutup plastik, chopper atau alat pencacah, botol air mineral 1,5 liter yang dilubangi tutupnya selebar paku besar. Kemudian untuk proses pembuatan Silase, dimulai dengan pencacahan hijauan 3 – 5 cm. Lalu taburkan dedak di bagian dasar drum setebal 2 cm, masukkan rumput yang sudah dicacah lalu tekan sampai padat, dengan cara diinjak setebal 20 cm, taburkan kembali dedak di permukaan rumput tipis-tipis saja. Selanjutnya tuangkan EM4 di atas taburan dedak secara merata dengan botol yang dilubangi tutupnya. Setelah itu, ulangi 3 tahap sebelumnya sampai tong penuh dan tumpukan rumput sedikit di atas permukaan drum, lalu tutup rapat dengan plastik dan ditarik kuat.
Pada pelatihan ini Kepala Sekolah SMAN 1 Pamotan, Fatkhur Rozi, S.Pd., M.Kom. bersama pekerja di sekolah tersebut melakukan praktik pembuatan silase di kandang ternak. Mereka bersemangat mengikuti pelatihan ini karena mendapatkan ilmu baru dan juga bertujuan memberikan pakan yang berkualitas pada ternak- ternak milik mereka. Pakan ternak menjadi sesuatu yang penting, karena keberhasilan usaha peternakan 60 – 70 % ditentukan dari jenis pakannya. Menurut Hamza peternak perlu lebih mengikuti perkembangan pembuatan pakan secara mandiri, tanpa terus-menerus menggantungkan bantuan pemerintah.