Senin (9/8/2021), Maraknya pengunaan bahan kimia pada produk kecantikan dapat mengancam ketahanan lingkungan. Workshop pembuatan sabun organik yang diadakan oleh Prodi Ketahanan Nasional UGM dalam rangka pengabdian kepada masyarakat di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang menjadi upaya nyata yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan. Kegiatan ini dilakukan secara virtual dengan dihadiri 68 peserta yang terdiri atas Perangkat Desa Kadiwono, Masyarakat Desa Kadiwono, Civitas Akademika Rembang, UGM, dan Mahasiswa Perguruan Tinggi lainya serta masyarakat umum. Sebanyak 3 peserta yakni Auva Qurrota Aini, Ellya Mafazatun Nikmah, dan Vadia Pratiwi Zalianty dari SMA Negeri 1 Pamotan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat hadir di ruang litarasi di SMA Negeri 1 Pamotan untuk mempraktikan langsung pembuatan sabun organik dari daun kelor.
Acara ini dimoderatori oleh mahasiswa doktoral ilmu Ketahanan Nasional UGM yakni Shinta Dewi Novitasari, S.Pt., M.Sc. dengan pemateri dari Kertabumi Recycling Center. Santi Novianti yang bertindak sebagai pemateri pada kegiatan ini merupakan PR Director Kertabumi Recycling Center yang juga merupakan aktivis lingkungan. Konsistensi Santi Novianti sebagai pegiat lingkungan menjadikan ia sangat antusias untuk berbagi ilmunya dalam pembuatan sabun organik. Pada kegiatan ini memanfaatkan tanaman kelor yang memang banyak tersedia di daerah Rembang khususnya Desa Kadiwono ini untuk dijadikan sabun organik. Kelor sebagai salah satu kebanggaan Desa Kadiwono pun dapat digunakan sebagai salah satu instrumen personal hygine yang sehat dan ramah lingkungan. Peserta dari SMA Negeri 1 Pamotan yang mempratikkan secara langsung pembuatan sabun organik dari daun kelor ini merasakan manfaat yang begitu besar. “Kita memperoleh banyak pengetahuan baru dari manfaat dan kegunaan daun kelor,selain sebagai bahan makanan. Kita juga memperoleh pengalam baru untuk proses pembuatan sabunnya sendiri. Dan yang paling penting kalau sabun organik itu mudah untuk dibuat, digunakan, dan juga ramah lingkungan, serta kita bisa mengontrol kandungan apa saja yang ada di dalam sabun,” ungkap Aini peserta dari SMA Negeri 1 Pamotan yang mempraktikkan pembuatan sabun dari daun kelor ini.
Seperti yang dituturkan Aini adanya kegiatan ini diharapakn dapat meminimalisir pengunaan sabun berbahan kimia yang jadi ancaman baru bagi lingkungan. Selain dapat membahayakan kulit, kandungan kimiawi dalam sabun konvensional dapat mengikis kesuburan tanah. Oleh karena itu, sabun berbahan dasar dari bahan organik dapat meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkan. Selain itu, produk organik tentunya memiliki kandungan alergen yang rendah dan baik untuk kecantikan kulit. Harga produk sabun organik yang bersaing menjadi potensi komoditas baru yang dapat disajikan/diproduksi oleh BUMDes Desa Kadiwono nantinya dan para peserta yang mengikuti kegiatan ini.