Virtual Talkshow Tannasphoria: Membangun Ketahanan Keluarga Melalui Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Di penghujung pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat di SMKN 2 Temanggung, pada Senin (26/7), Prodi Ketahanan Nasional kembali menghadirkan virtual talkshow dengan narasumber Shinta Dewi Novitasari, S.TP., M.Sc. yang merupakan salah satu mahasiswa Doktor Ketahanan Nasional. Topik pada virtual talkshow kali ini merupakan brainstorming dari rangkaian virtual talkshow sebelumnya. Bagaimana dalam masa pandemi dengan segala masalah lingkungan turunannya menjelma menjadi sebuah masalah dan mengganggu ketahanan keluarga.

Sampah keluarga sendiri telah diketahui bahwa menjadi bagian besar dari sampah dunia. Food wastage terdiri dari 2 bagian, yakni food loss dan food waste. Kedua jenis sampah makanan ini memiliki perbedaan tersendiri. Food loss adalah sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayuran,buah-buahan atau makanan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang begitu saja. Food Waste adalah makanan yang siap dikonsumsi oleh manusia namun dibuang begitu saja dan akhirnya menumpuk di TPA. Sampah rumah tangga merupakan 48% bagian dari seluruh sampah yang diproduksi di Indonesia.

Terdapat banyak cara untuk mengatasinya yaitu reduce, reuse, recycle dan replace. Penguarangan / reduce sampah adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah. Reuse dengan menggunakan perlengkapan yang dapat digunakan berkali-kali seperti perlengkapan reusable. Recycle dimulai dengan memilah sampah. Terdapat sampah anorganik dan sampah organik. Sampah organik dapat diolah menjadi eco enzym maupun kompos. Sedangkan sampah anorganik dapat dilakukan pengolahan misal dari sampah botol PET menjadi dakron. Dakron sendiri sering digunakan dalam industri tekstil. Sehingga sampah plastik tidak terbuang di alam dan berakhir menajdi sampah yang merusak.

Kemudian, dalam replace, perilaku hidup ramah lingkungan dapat diterapkan dengan mengganti perlengkapan pribadi yang semula sekali pakai beralih ke alternatif lain. Misal dalam hal sanitasi perempuan, produk pembalut akan sangat berbahaya baik bagi alam maupun manusia itu sendiri. Oleh karena itu dapat menggunakan alternatif lain seperti pembalut kain atau mestrual cup. Dalam berbelanja makanan dan minuman kekinian pun dapat menggunakan tumbler atau kotak makan sehingga tidak lagi menggunakan cup plastik atau stereofoam.

Dengan perubahan gaya hidup yang seidkit demi sedikit ini akan menciptakan kepedulian lingkungan di tingkat keluarga. Bukan hanya itu, pengolahan sampah sebagai eco enzym akan sangat bermanfaat. Eco enzym dapat dimanfaatkan menjadi desinfektan alami, aroma terapi dan masih banyak lagi. Penggantian produk sekali pakai menjadi produk-produk alternatif lain yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama juga akan menghemat pengeluaran keluaga. Dengan dasar ini lah menjadi salah satu modal dalam penguatan ketahanan keluarga di masa pandemi. Mengolah hal yang biasanya dibuang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat serta baik untuk lingkungan.

 

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*