Amin Nurdin, Menjadi Lulusan Ke-2 Prodi Doktor Ilmu Ketahanan Nasional SPs UGM Dengan Menuntaskan Disertasi Tentang Penyelesaian Sengketa Indonesia-Malaysia Di Pulau Sebatik

Mahasiswa Doktor Ilmu Ketahanan Nasional, Amin Nurdin, telah sukses mempertahankan disertasinya yang menyelidiki Sengketa Batas antara Indonesia dan Malaysia di Pulau Sebatik serta Implikasinya Terhadap Administrasi Perbatasan, Pengelolaan Kawasan, serta Ketahanan Wilayah. Keberhasilannya menuntaskan disertasi tidak terlepas dari bimbingan Prof. Dr. Sudjito Atmoredjo, S.H., M.Si., sebagai promotor, dan I Made Andi Arsana, ST, ME, Ph.D., sebagai co-promotor, yang memberikan arahan dan dukungan penting dalam setiap langkah penelitiannya.
Selain itu, Amin Nurdin juga telah berhasil mempublikasikan artikel ilmiahnya di International Journal of International Law (Q3) dengan judul “Examining The Negotiation Model of The Disputed Boundary Between Indonesia and Malaysia on Sebatik Island” yang dapat di akses di: http://ugm.id/publikasiaminnurdin
Penelitian disertasi oleh Amin Nurdin mengungkapkan tentang segmen sengketa Pulau Sebatik yang menjadi sorotan dalam Outstanding Boundary Problem (OBP) antara kedua negara. Nilai penting dari penelitian ini terletak pada upaya memahami proses negosiasi dalam menyelesaikan perselisihan batas wilayah yang kompleks. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa model negosiasi bottom up yang berlangsung selama ini tidak efektif dalam mencapai kesepakatan terkait Pulau Sebatik. Sehingga dalam kajiannya disarankan untuk mengubah model negosiasi menjadi top down untuk mempercepat proses penyelesaian sengketa.
Amin Nurdin kini berhasil menjadi lulusan ke-2 di Program Doktor Ilmu Ketahanan Nasional di Sekolah Pascasarjana UGM. Ia telah menyelesaikan ujian tertutup disertasinya pada 18 Maret 2024 dan mengikuti yudisium kelulusan pada 28 Maret 2024 serta telah melaksanakan Wisuda Rabu, 24 Juli 2024.
“Studi S3 itu tidak mudah apalagi dengan tetap menjalankan tugas sehari hari, saya bersyukur sekali dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Kiatnya, pertama, dengarkan arahan guru guru kita, karena sehebat apapun kita, beliau beliau sudah lebih berpengalaman dalam bidang ilmu. Kedua, manajemen diri, kita harus tahu kemampuan dan batas kemampuan kita, karena dengan begitu kita bisa mengoptimalkan kemampuan dan meminimalisir kekurangan kita. Ketiga, tetap semangat apapun hambatan yang ada di depan kita, prinsipnya tidak ada gunung yang lebih tinggi dari lutut kita, terus bergerak maju walaupun lambat. Keempat, tetap rendah hati, setinggi apapun ilmu yang kita raih, itu baru seujung kuku, belum sebanding dengan para guru kita dan ilmuan lainnya” jelas Amin Nurdin berbagi kiat sukses menyelesaiakan Studi S3 tepat waktu.
Keberhasilannya menuntaskan pendidikan di jenjang doktoral ini menunjukkan kontribusinya dalam dunia akademik serta menunjukkan potensinya untuk berkontribusi lebih lanjut dalam bidang ketahanan nasional, seiring dengan karirnya di TNI-AD. Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si., selaku ketua program studi menegaskan bahwa Amin Nurdin memiliki kesempatan yang luas untuk menggabungkan keahlian akademiknya dengan praktik di lapangan militer guna memberikan dampak positif yang besar bagi keberlanjutan ketahanan nasional.
*Penelitian disertasi Amin Nurdin berkaitan dengan upaya perdamaian dan penyelesaian konflik yang dapat berkontribusi pada pencapaian SDG ke-16 yang menyoroti perdamaian, keadilan, dan lembaga yang efektif*. (SDN)

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*